Makalah ini dibuat
guna melengkapi tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Pengampu : Ibu Dini
Disusunoleh :
Kelompok1
1.
Primadani Rucy
Z A510130101
2.
Aurora
Maharani S A510130106
3.
Ervina DwiAntari A510130112
4.
Tiara
Dewi S A510130117
5.
BagasSaputro A510130134
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang masalah
Didalam
pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat ketrampilan berbahasa yang menjadi
sasaran pokok, yaitu menyimak, berbicara, menulis dan membaca. Ketrampilan
menyimak dan berbicara dikategorikan dalam ketrampilan berbahasa lisan,
sedangkan ketrampilan menulis dan membaca dikategorikan dalam ketrampilan
berbahasa tulis.
Menyimak
dan berbicara merupakan ketrampilan berbahasa lisan yang amat fungsional dalam
kehidupan manusia sehari-hari. Dengan ketrampilan menyimak dan berbicara kita
dapat memperoleh dan menyampaikan informasi. Kegiatan menyimak dan berbicara
tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab itu, siswa dituntut untuk mampu menyimak dan
berbicara dengan baik.
B.
Rumusan
masalah
1. Pengertian
menyimak.
2. Tujuan
menyimak.
3. Menyimak
adalah suatu proses.
4. Unsur-unsur
menyimak.
5. Jenis-jenis
menyimak.
6. Kemampuan
menyimak siswa sekolah dasar.
7. Tehnik
menyimak.
8. Langkah-langkah
kegiatan pembelajaran menyimak.
9. Contoh
permainan untuk meningkatkan ketrampilan menyimak.
10. Contoh
pembelajaran menyimak menggunakan gambar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Menyimak
Menyimak
menurut Djago Tarigan (1990) adalah “suatu proses yang mencakup kegiatan
mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan
mereaksi atas makna yang terkandung didalamnya.” Sedangkan “Mendengarkan adalah
proses menangkap bunyi bahasa dengan disengaja tetapi belum memahami.
Menurut
Burhan (1971:81), Menyimak adalah suatu proses menangkap, memahami, dan
mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang
dikatakan oleh orang lain kepadanya.
Menyimak
atau mendengarkan melibatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan,
pengertian ini merupakan kegiatan yang disengaja. Pendengar yang baik ialah
pendengar yang berencana, yaitu ada alas an tertentu mengapa si pendengar itu
dengan sengaja menyimak.
Hakikat
menyimak adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan karena itu dapat
disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami atau
menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
B. Tujuan Menyimak
Menyimak
pada haikatnya ialah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan. Karena itu
dapatlah disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami,
atau menghayati pesan, ide, gagsan yang tersirat dalam bahan simakan.
Tujuan
yang bersifat umum itu dapat dirinci lagi sesuai dengan aspek tertentu yang
ditekankan. Perbedaan dalam tujuan menyebabkan perbedaan dalam aktivitas
pendengar yang bersangkutan. Salah satu klasifikasi tujuan menyimak menurut
pendapat Djago Tarigan (1990) yakni menyimak bertujuan untuk :
1) Mendapatkan
fakta
2) Menganalisis
fakta
3) Mengevaluasi
fakta
4) Mendapatkan
inspirasi
5) Menghibur
diri
6) Meningkatkan
kemampuan berbicara
Pada saat mendengar,
penyimak berusaha menangkap pesan pembicara yang sudah diterjemahkan dalm
bentuk bunyi bahasa. Untuk menangkap bunyi bahasa diperlukan telinga yang peka
dan perhatian terpusat. Kemampuan memusatkan perhatian sangat penting dalam
menyimak, baik pada saat sebelum sedang maupun setelah proses menyimak
berlangsung.
C.
Menyimak
adalah suatu proses
Kegiatan
menyimak sebenarnya merupakan suatu proses yang aktif. Meskipun dalam
kenyataannya secara fisik, ketika menyimak dilaksanakan seolah-olah pasif.
Aktifnya kegiata menyimak dapat kita lihat pada waktu pemahaman simakan.
Sebelum penyimak sampai kepada taraf pemahaman, penyimak harus berupaya
sungguh-sungguh untuk memahami yang disimaknya. Kegiatan ini membuktikan bahwa
menyimak sebenarnya bersifat aktif.
Menyimak
sebagai suatu proses dikuatkan oleh pendapat beberapa ahli. Greene (dalam Djago
Tarigan, 1990) membagi proses menyimak atas empat tahap, yaitu: mendengarkan,
memahami, mengevaluasi dan menanggapi.
Walker
Morris (dalam Djago Tarigan, 1990) membagi proses menyimak atas lima tahap, yaitu:
mendengar, perhatian, persepsi, menilai dan menanggapi. Djago Tarigan (1990)
menyimpulkan proses menyimak tersebut menjadi enam tahap, yaitu: mendengar,
mengidentifikasi, menginterpretasi, memahami, menilai dan menanggapi.
D.
Unsur-unsur
menyimak.
Setiap
unsur merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur yang lain.
Unsur-unsur dasar menyimak ialah (1) pembicara, (2) penyimak, (3) bahan simakan
dan (4) bahasa lisan yang digunakan.
Berikut
ini adalah penjelasan masing-masing unsur, yaitu :
1. Pembicara
Yang dimaksud dengan
pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan yang berupa informasi yang
dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komuniikasi lisan, pembicara ialah narasumber
pembawa pesan (penyimak). Dalam aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan
kegiatan menulis dengan mencatat hal-hal penting selama melakukan kegiatan
menyimak.
2. Penyimak
Penyimak yang baik
ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas.
Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia
dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik
ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak
seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat.
Hal itu akan lebih
sempurna jika ia ditunjang oleh pengetahuan dan pengalamannya. Kamidjan
(2001:6) menyatakan bahwa penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki dua
sikap, yakni sikap obyektif dan sikap kooperatif.
3. Bahan
simakan
Bahan simakan merupakan
unsur terpenting dalam komunikasi lisan, terutama dalam menyimak. Yang dimaksud
dengan bahan simakan ialah pesan yang disampaikan pemicara kepada penyimak.
Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi. Jika pembicara
tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik, pesan itu tidak dapat
diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam komunikasi.
4. Bahasa
lisan
E.
Jenis-jenis
menyimak
Menurut
Djago Tarigan (1990), ada tujuh titik pandang yang digunakan sebagai dasar
pengklasifikasian menyimak, yaitu :
1. Sumber
suara
2. Taraf
aktivitas penyimak
3. Taraf
hasil simakan
4. Keterlibatan
penyimak dan kemampuan khusus
5. Cara
penyimak bahan simakan
6. Tujuan
menyimak dan tujuan spesifik
Berdasarkan
sumber suara yang disimak, dikenal juga dua jenis menyimak yaitu intra
personal listeningatau menyimak intrapribadi dan inter personal
listening atau menyimak antarpribadi.
Taraf
hasil simakan bervariasi merentang mulai dari taraf rendah samapai taraf
mendalam. Berdasarkan taraf hasil simakan tersebut, menurut Green and Petty,
dalam bukunya Develoving Language Skill in The Elementary Scholl .yang
dikutip Tarigan dikenal sembilan jenis menyimak. Kesembilan jenis menyimak,
yaitu :
1)
Menyimak tanpa reaksi :
penyimak mendengar sesuatu berupa suara atau teriakan, namun yang bersangkutan
tidak memberikan reaksi apa-apa. Suara masuk ketelinga kiri, keluar ketelinga kanan.
2)
Meyimak terputus-putus:
penyimak sebentar-bentar menyimak, sebentar-bentar tidak menyimak, kemudia
meneruskan menyimak lagi dan seterusnya. Pikiran bercabang, tidak terpusat pada
bahan simakan.
3)
Menyimak terpusat :
pikiran menyimak terpusat pada sesuatu, misalnya pada aba-aba untuk mengetahui
bila saatnya mengerjakan sesuatu.
4)
Menyimak pasif:
menyimak pasif hampir sama dengan menyimak dengan menyimak tanpa mereaksi.
Dalam menyimak pasif sudah ada reaksi walaupun sedikit.
5)
Menyimak dangkal:
penyimak hanya menangkap sebagai isi simakanya. Bagian-bagian yang penting
tidak disimak, mungkin karena sudah tahu, menyetujui atau menerima
6)
Menyimak untuk membandingkan:
penyimak menyimak sesuatu pesan kemudian membandingkan isi pesan itu dengan
pengalaman dan pengetahuan penyimak yang relevan
7)
Menyimak organisasi materi:
penyimak berusaha mengetahui organisasi materi yang disampaikan pembicara, ide
pokoknya beserta detailnya penunjangnya.
8)
Menyimak kritis: penyimak menganalisis secara kritis terhadap
materi yang disampaikan pembicara. Bila diperlukan, penyimak minta data atau
keterangan terhadap pertanyaan yang disampaikan pembicara.
9)
Menyimak kreatif dan apresiatif:
penyimak memberikan responsi mental dan fisik yang asli terhadap bahan simakan
yang diterima.
Kalsifikasi
menyimak menurut H.G. Tarigan, dapat pula didasarkan kepada cara penyimakan
bahan simakan. Cara menyimak isi bahan simakan mempengaruhi kedalam dan
keluasan hasil simakan. Berdasarkan cara menyimak dikenal dua jenis menyimak :
·
Menyimak intensif
: penyimak memahami secara terperinci ,
teliti dan mendalam bahan yang disimak. Menyimak intensif mencangkup mencakup
menyimak kritis, konsentratif,kreatif, eksploratori,interogatif, dan selektif.
·
Menyimak ekstensif:
penyimak memahami isi bacaan simakan secara sepintas, umum dalam garis-garis besar,
atau butiran-butiran penting tertentu. Menyimak ekstensif meliputi menyimak
sosial,estetika,dan pasif.
Logan
dkk. Yang dikutip Tarigan (1995:27) mengklasifikasikan juga menyimak atas dasar
tujuan, yaitu tujuan khusus. Menurut mereka ada tujuh jenis menyimak yang perlu
dikembangkan melalui pengajaran bahasa bagi siswa di sekolah.
1. Menyimak
untuk Belajar: melalui kegiatan menyimak seseorang
mempelajari berbagai hal yang dibutuhkan. Misalnya siswa menyimak ceramah guru
sejarah, bahasa indonesia. Mahasiswa berdiskusi.
2. Menyimak
untuk Menghibur: penyimak menyimak sesuatu untuk
menghibur dirinya sendiri, misalnya menyimak bacaan, cerita- cerita lucu.
3. Menyimak
untuk Menilai: penyimak mendengar kan dan memahami
simakan, kemudian menelaah, mengkaji, menguji, membandingkan dengan pengalaman
dan pengetahuan menyimak.
4. Menyimak
Apresiatif: Penyimak memahami, menghayati, mengapresiasi isi
bahan simakan. Misalnya menyimak pembacaan puisi, roman.
5. Menyimak
untuk Mengkomunikasikan ide dan perasaan: penyimak memahami, merasakan
ide gagasan, perasaan pembicara sehingga terjadi sambungan antara
pembicara dengan pendengar.
6. Menyimak
Diskriminat:menyimak untuk membedakan bunyi suara.
Misalnya membedakan kata (e) dalam kata benar,m enta dan (E) dalam kata
bebas,tembak,kesed .
7. Menyimak
Pemecahan Masalah: penyimak mengikuti uraian pemecahan masalah secara
kreatif dan analitis yang disampaikan oleh pembicara. Mungkin juga penyimak
dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
F.
Kemampuan
menyimak siswa sekolah dasar
Tujuan utama
pengajaran bahasa indonesia adalah agar para siswa terampil berbahasa, dalam
pengertian terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan
terampil menulis.
·
Taman
kanak-kanak
a.
Menyimak pada teman sebaya.
b.
Mengembangkan waktu perhatian yang amat opanjang
terhadap cerita dan dongeng.
c.
Dapat mengingat petunjuk-petunjuk dan pesan-pesan
sederhana.
·
Kelas satu
(5 1/2 – 7 tahun)
a.
Menyimak untuk menjelaskan, menjernihkan pikiran dan
untuk mendapat jawaban atas pertanyaan.
b.
Dapat mengulangi secara tepat apa-apa yang telah
didengarkan.
c.
Menyimak bunyi-bunyi tertentu pada kata-kata
lingkungan.
·
Kelas dua (6
1/2 – 8 tahun)
a.
Menyimak dengan kemampuan memilih yang meningkat.
b.
Membuat saran-saran, usul-usul, dan mengemukakan
pertanyaan untuk mengecek pengertiannya.
c.
Sadar akan situasi, bila sebaiknya menyimak atau
sebaliknya.
·
Kelas tiga
dan empat (7 1/2 – 10 tahun)
a.
Sungguh-sungguh sadar akan nilai menyimak sebagai
sumber informasi dan kesenangan. Menyimak pada laporan orang lain, dengan
maksud tertentu serta dapat menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan itu.
b.
Memperlihatkan keangkuhan dengan kata-kata atau
ekspresi yang tidak mereka pahami maknanya.
·
Kelas lima
dan enam (91/2 – 11 tahun)
a.
Menyimak secara kritis terhadap kekeliruan, kesalahan,
propaganda, dan petunjuk yang keliru.
b.
Menyimak pada aneka ragam cerita puisi, rima
kata-kata, dan memperoleh kesenangan dalam menemui dalam tipe-tipe baru.
G.
Tehnik
menyimak
Teknik atau
cara pengajaran menyimak di Sekolah Dasar dapat dilakukan secara variatif untuk
menghindari kesan yang monoton terhadap strategi mengajar guru di
Sekolah Dasar. Selain itu, melalui penggunaan teknik menyimak yang beragam
menjadikan pembelajaran lebih menarik bagi siswa. Adapun beberapa teknik
menyimak yang dapat digunakan guru dalam proses belajar mengajar di Sekolah
Dasar, di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Teknik Simak-Ulang (Menirukan)
Tehnik ini siswa harus menyimak apa yang diucapkan guru,
setelah itu siswa harus mengucapkan ulang apa yang disimaknya. Model ucapan
yang akan diperdengarkan secara cermat oleh guru. Isi model ucapan dapat berupa
fonem, kata, kalimat, ungkapan, kata-kata mutiara, peribahasa, dan puisi-puisi
pendek. Model itu dapat diucapkan langsung atau direkam.
2. Teknik Simak-Tulis (Dikte)
Simak-Tulis mirip dengan Simak-Ulang. Siswa menyimak
apa yang dikatakan guru atau dari rekaman, kemudian siswa harus menuliskannya.
Bahan yang ada pada Simak-Ulang Ucap dapat digunakan dalam Simak-Tulis (Dikte)
3. Teknik Simak-Kerjakan
Tehnik ini,
mula-mula siswa menyimak apa yang diperdengarkan oleh guru, kemudian siswa
harus mengerjakan apa yang dikerjakan atau dikatakan dalam kegiatan menyimak
tadi. Model biasanya berupa kalimat-kalimat perintah.
4. Teknik Simak-Terk
Guru menyusun deskripsi suatu benda atau mainan siswa
yang paling disukainya atau gambar foto tanpa menyebutkan nama bendanya.
Deskripsi diperdengarkan kepada siswa. Siswa menyimak teks deskripsi dan harus
menerkanya.
5. Teknik Memperluas Kalimat
Guru menyebutkan sebuah kalimat. Siswa mengucapkan
kembali kalimat tersebut. Kembali guru mengucapkan kalimat tadi. Kemudian guru
mengucapkan kata atau kelompok kata lain. Siswa melengkapi kalimat tadi dengan
kelompok kata yang disebutkan terakhir oleh guru. Hasilnya kalimat yang
diperluas.
6. Teknik Menyelesaikan
Cerita
Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap
kelompok beranggotakan 3-4 orang. Guru memanggil anggota kelompok pertama maju
kedepan kelas. Yang bersangkutan disuruh bercerita, judul bebas. Setelah siswa
pertama selesai bercerita seperempat misalnya, siswa kedua anggota kelompok itu
harus meneruskan cerita temannya yang pertama tadi, terus sampai anggota
kelompok selesai kebagian giliran. Siswa yang belum ke depan harus menyimak
dengan baik, sebab ada kemungkinan giliran jatuh kepada orang yang tidak menyimak. Siswa harus siap meneruskan cerita.
7. Tehnik
Membuat Rangkuman
Siswa menyimak cerita atau teks nonsastra yang agak
panjang. Setelah itu siswa diharuskan membuat rangkuman apa yang telah
disimaknya tadi. Apa yang disimak harus dirangkum menjadi sesingkat mungkin,
tapi yang singkat itu tetap menjelaskan yang panjang.
8. Teknik Menemukan Benda
Guru mengumpulkan sejumlah benda. Benda-benda itu sebaiknya sudah dikenalkan oleh siswa.
Benda-benda itu dimasukkan kedalam sebuah kotak terbuka. Kemudian guru
menyebutkan nama sesuatu benda. Siswa mencari benda yang diucapkan guru. Bila
sudah ditemukan, diperlihatkan kepada teman-temannya.
H.
Langkah-langkah
kegiatan pembelajaran menyimak
Langkah-langkah
dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas tinggi dalam ketrampilan
menyimak berbicara berdasarkan strateginya adalah sebagai berikut :
Ø Strategi
menyimak dan berpikir langsung (MBL)
a. Pra
Simak
Persiapan Menyimak :
1. Pada
tahap ini guru memberitahukan judul cerita yang akan disimak.
Misalnya: “Saat
sendirian di Rumah”.
2. Berdasarkan
judul tersebut guru menanyakan kepada siswa.
Misalnya: “Bagaimana
seandainya malam hari sendirian di rumah?”.
3. Untuk
membangkitkan imajinasi siswa guru bisa menunjukan gambar rumah yang gelap.
4. Selanjutya
guru mengajukan pertanyaan.
Misalnya: “Apa
kira-kira isi cerita yang akan dibacakan, apa yang kira-kira menarik dari
cerita itu, bagaimana seandainya peristiwa itu terjadi pada kalian?”.
b. Saat
Simak
Guru membaca Nyaring :
1. Guru
membacakan cerita dengan suara nyaring secara menarik dan hidup.
2. Pada
bagian tertentu yang dianggap memiliki hubungan dengan prediksi dan tujuan
pembelajaran, guru menghentikan pembacaan dan mengajukan pertanyaan kepada
siswa.
Misalnya: “Apa
kesimpulan yang kalian peroleh, apa yang terjadi kemudian, apa yang terjadi
selanjutnya?”.
3. Setelah
tanya jawab dianggap cukup, guru melanjutkan membaca lagi dan mengulangi
langkah di poin kedua sampai cerita selesai.
c. Pasca
Simak
Refleksi :
1. Guru
mengakhiri pembacaan cerita
2. Selanjutnya
guru meminta siswa untuk mengemukakan kembali isi cerita dan guru meminta
pendapat siswa tentang unsur-unsur cerita.
Misalnya: tentang watak
tokoh, tentang alur, setting dan sebagainya secara lisan.
Kegiatan ini bisa
dilakukan dengan menunjuk siswa maju ke depan untuk menceritakan kembali cerita
yang telah dibacakan guru secara bergantian.
Ø Strategi
Pertanyaan Jawaban (PJ)
a. Pra
Simak
1. Guru mengemukakan
judul bahan simakan.
2. Guru mengajukan
pertanyaan berkenaan dengan isi simakan yang akan dibicarakan.
b. Saat
Simak
Guru membacakan materi
simakan. Pembacaan dapat dilakukan perbagian dengan diselingi pertanyaan atau
dibacakan secara keseluruhan secara langsung.
c. Pasca
Simak
1. Guru
membacakan materi simakan. Pembacaan dapat dilakukan perbagian dengan diselingi
pertanyaan atau dibacakan secara keseluruhan secara langsung.
2. Setelah
materi simakan selesai dibacakan gru memberi kesempatan kepada siswa menanyakan
hal-hal yang belum dipahami.
3. Guru
mengadakan tanya-jawab dengan siswa.
4. Siswa
mengemukakan kembali informasi yang telah diperoleh. (bisa secara tertulis
maupun lisan).
Ø Strategi
kegiatan menyimak secara langsug (KML).
a. Pra
simak
Guru mengemukakan
tujuan pembelajaran, membacakan judul teks simakan, bertanya-jawab dengan siswa
tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul bahan simakan sebagai upaya untuk
membangkitkan skemata siswa. Selanjutnya guru mengemukakan hal-hal pokok yang
perlu dipahami dalam menyimak.
b. Saat
simak
Guru meminta siswa
mendengarkan materi simakan yang dibacakan oleh guru.
c. Pasca
simak
1. Guru
melakukan tanya-jawab tentang isi simakan. Pertanyaan tidak selalu harus diikat
oleh pertanyaan yang terdapat dalam buku. Guru hendaknya menambahkan pertanyaan
yang dikaitkan dengan konteks kehidupan siswa atau masalah lain yang aktual.
2. Guru
memberikan latihan/tugas/kegiatan lagin yang berfungsi untuk mengembangkan
ketrampilan siswa dalam menyimak.
I.
Contoh
Permainan untuk Meningkatkan Ketrampilan Menyimak
Ada
beberapa macam permainan yang dapat digunakan untuk pembelajaran Menyimak.
Beberapa contoh diantaranya sebagai berikut :
1. Bisik
Berantai.
Permainan ini dilakukan
dengan cara, setiap siswa harus membisikkan suatu kata (untuk kelas rendah)
atau kalimat atau cerita (untuk kelas tinggi) kepada permainan berikutnya.
Terus berurut sampai permainan terakhir. Pemain yang terakhir harus mengatakan
isi kata atau kalimat atau cerita yang dibisikkan. Betul atau salah? Bila
salah, dimana atau siapa yang melakukan kesalahan. Permainan ini dapat
dilombakan dengan cara kelompok.
2. Kim
Lihat (Lihat Katakan).
Sediakan beberapa benda
atau sayuran atau buah-buahan dalam suatu kotak tertutup. Siswa berkelompok.
Seorang siswa anggota kelompok harus melihat satu benda yang ada didalam kotak.
Setelah dilihat jelas, siswa tersebut harus menjelaskan sejelas-jelasnya kepada
kelompoknya baik ciri-cirinya, rasa, warna atau apa saja yang dapat dilihatnya.
Anggota kelompok yang lain harus mengambil benda yang dijelaskan oleh siswa
yang melihat tadi. Kelompok yang paling cepat dan paling banyak mengambil benda
dalam kotak, itulah yang menang.
3. Cerita
Berantai.
Permainan ini dilakukan
berkelompok dua orang. Setiap kelompok harus melanjutkan cerita yang diucapkan
kelompok lain. Cerita dimulai dari guru. Anggota kelompok yang satu sebagai pembicara
melanjutkan cerita, yang seorang lagi mencatat kalimat yang diucapkan setiap
kelompok dan membacakannya setelah cerita selesai. Misalnya, guru memberi
kalimat pertama: “Di sebuah kampung ada
seorang anak yatim...”. Kelompok pertama harus meneruskan cerita itu.
Kalimat dari kelompok pertama diteruskan oleh kelompok kedua, dan seterusnya.
4. Siap
Laksanakan Perintah.
Permainan ini bermain
melalui lagu. Siswa dibagi beberapa kelompok. Setiap kelompok harus mengganti
lirik lagu “Suka Hati” dengan perintah yang harus dikerjakan oleh kelompok
lain. Permainan diawali oleh guru dengan menyanyikan lagu : Kalau kau suka hati tepuk tangan (semua
siswa tepuk tangan). Kalau kau suka hati tepuk tangan (semua siswa tepuk
tangan). Kalau kau suka hati, mari kita lakukan, kalau kau suka hati tepuk
tangan (siswa tepuk tangan). Setelah guru memulai dengan lagu tersebut,
selanjutnya giliran kelompok pertama yang berdiskusi mengganti lirik dan
perintah dari lagu tersebut.
Misalnya : kalau kau suka hati tarik tangan (kelompok lain
menarik tangan temannya), kalau kau suka hati geleng kepala (kelompok lain
menggelengkan kepala), kalau kau suka hati, mari kita lakukan, kalau kau suka
hati loncat katak (kelompok lain meloncat seperti katak)
J. Contoh
Pembelajaran Menyimak Menggunakan Gambar.
Menerka
Deskripsi Gambar (Simak-Terka).
Sediakan
beberapa gambar (foto) dari koran atau majalah. Simpan di meja guru atau
tempelkan di papan tulis. Guru mendeskripsikan salah satu gambar yang ada di
papan tulis atau di atas meja kepada seluruh siswa. Selesai guru
mendeskripsikan gambar secara lengkap dan rinci, salah seorang siswa ditunjuk
untuk menerka gambar mana yang di deskripsikan oleh guru atau kalau gambarnya
di atas meja, siswa harus mengambil gambar mana yang dideskripsikan guru.
Selain secara klasikal seperti tadi, pengelolaan pembelajaran dengan gambar ini
juga dapat melalui permainan, yaitu permainan ditektif. Siswa harus bekerja
berpasangan, seorang menjadi ditektif dan seorang menjadi informan. Informan harus
menjelaskan sejelas-jelasnya ciri-ciri penjahat yang harus ditangkap ditektif.
Setelah jelas, ditektif harus mencari gambar yang dideskripsikan informan untuk
ditangkap. Permainan ini bisa juga menggunakan siswa langsung tanpa gambar.
Penjahat yang dideskripsikan ciri-cirinya oleh informan dan ditangkap oleh
ditektif temannya sendiri di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Ridwan (dkk). 2006. Pembinaan dan Pengembangan
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Bandung : UPI PRESS
Sufanti, Main. 2010. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Surakarta : Yuma Pressindo
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung : Angkasa
Zulela. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di
Sekolah Dasar.Bandung : PT Remaja Rosdakarya
ASSALAMUALAIKUM SAYA INGIN BERBAGI CARA SUKSES SAYA NGURUS IJAZAH saya atas nama bambang asal dari jawa timur sedikit saya ingin berbagi cerita masalah pengurusan ijazah saya yang kemarin hilang mulai dari ijazah SD sampai SMA, tapi alhamdulillah untung saja ada salah satu keluarga saya yang bekerja di salah satu dinas kabupaten di wilayah jawa timur dia memberikan petunjuk cara mengurus ijazah saya yang hilang, dia memberikan no hp BPK DR SUTANTO S.H, M.A beliau selaku kepala biro umum di kantor kemendikbud pusat jakarta nomor hp beliau 0823-5240-6469, alhamdulillah beliau betul betul bisa ngurusin masalah ijazah saya, alhamdulillah setelah saya tlp beliau di nomor hp 0823-5240-6469, saya di beri petunjuk untuk mempersiap'kan berkas yang di butuh'kan sama beliau dan hari itu juga saya langsun email berkas'nya dan saya juga langsung selesai'kan ADM'nya 50% dan sisa'nya langsun saya selesai'kan juga setelah ijazah saya sudah ke terima, alhamdulillah proses'nya sangat cepat hanya dalam 1 minggu berkas ijazah saya sudah ke terima.....alhamdulillah terima kasih kpd bpk DR SUTANTO S.H,M.A berkat bantuan bpk lamaran kerja saya sudah di terima, bagi saudara/i yang lagi bermasalah malah ijazah silah'kan hub beliau semoga beliau bisa bantu, dan ternyata juga beliau bisa bantu dengan menu di bawah ini wassalam.....
BalasHapus1. Beliau bisa membantu anda yang kesulitan :
– Ingin kuliah tapi gak ada waktu karena terbentur jam kerja
– Ijazah hilang, rusak, dicuri, kebakaran dan kecelakaan faktor lain, dll.
– Drop out takut dimarahin ortu
– IPK jelek, ingin dibagusin
– Biaya kuliah tinggi tapi ingin cepat kerja
– Ijazah ditahan perusahaan tetapi ingin pindah ke perusahaan lain
– Dll.
2. PRODUK KAMI
Semua ijazah DIPLOMA (D1,D2,D3) S/D
SARJANA (S1, S2)..
Hampir semua perguruan tinggi kami punya
data basenya.
UNIVERSITAS TARUMA NEGARA UNIVERSITAS MERCUBUANA
UNIVERSITAS GAJAH MADA UNIVERSITAS ATMA JAYA
UNIVERSITAS PANCASILA UNIVERSITAS MOETOPO
UNIVERSITAS TERBUKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
UNIVERSITAS TRISAKTI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
UNIVERSITAS BUDI LIHUR ASMI
UNIVERSITAS ILMUKOMPUTER UNIVERSITAS DIPONOGORO
AKADEMI BAHASA ASING BINA SARANA INFORMATIKA
UPN VETERAN AKADEMI PARIWISATA INDONESIA
INSTITUT TEKHNOLOGI SERPONG STIE YPKP
STIE SUKABUMI YAI
ISTN STIE PERBANAS
LIA / TOEFEL STIMIK SWADHARMA
STIMIK UKRIDA
UNIVERSITAS NASIONAL UNIVERSITAS JAKARTA
UNIVERSITAS BUNG KARNO UNIVERSITAS PADJAJARAN
UNIVERSITAS BOROBUDUR UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH UNIVERSITAS BATAM
UNIVERSITAS SAHID DLL
3. DATA YANG DI BUTUHKAN
Persyaratan untuk ijazah :
1. Nama
2. Tempat & tgl lahir
3. foto ukuran 4 x 6 (bebas, rapi, dan usahakan berjas),semua data discan dan di email ke alamat email bpk sutantokemendikbud@gmail.com
4. IPK yang di inginkan
5. universitas yang di inginkan
6. Jurusan yang di inginkan
7. Tahun kelulusan yang di inginkan
8. Nama dan alamat lengkap, serta no. telphone untuk pengiriman dokumen
9. Di kirim ke alamat email: sutantokemendikbud@gmail.com berkas akan di tindak lanjuti akan setelah pembayaran 50% masuk
10. Pembayaran lewat Transfer ke Rekening MANDIRI, BNI, BRI,
11. PENGIRIMAN Dokumen Via JNE
4. Biaya – Biaya
• SD = Rp. 1.500.000
• SMP = Rp. 2.000.000
• SMA = Rp. 3.000.000
• D3 = 6.000.000
• S1 = 7.500.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S2 = 12.000.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S3 / Doktoral Rp. 24.000.000
(kampus terkenal – wajib ikut kuliah beberapa bulan)
• D3 Kebidanan / keperawatan Rp. 8.500.000
(minimal sudah pernah kuliah di jurusan tersebut hingga semester 4)
• Pindah jurusan/profesi dari Bidan/Perawat ke Dokter. Rp. 32.000.000